Mazmur
yang ditulis Daud, yang mengisahkan musuh yang paling berat dihadapi dalam
hidupnya adalah bukan saat berhadapan dengan Goliat yang perkasa dari Falestin
atau saat-saat dikejar Raja Saul, melainkan saat berhadapan dengan anaknya
sendiri, Absalom yang melakukan pemberontakan.
Pemberontakan
Absalom ditandai dengan berpalingnya rakyat dari Daud kepada Absalom, Daud
merasa kehilangan dukungan suara rakyatnya, Raja Daud terkejut melihat suatu
pemberontakan mendadak dan umum.
Tidak
hanya umum, tapi melibatkan konselor/ penasehat pribadinya juga, dan banyak
dari para pemimpin utamanya.
Tuhan
melakukan pembalasan atas dosa-dosa yang dilakukan Daud secara pribadi! Karena ketidaksadaran
Daud akan dosa yang diperbuatnya (2
Samuel 12:1-14).
MAZMUR 3:1-9
3:1
Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom,
anaknya.
3:2
Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku!
Banyak orang yang bangkit menyerang aku;
3:3
banyak
orang yang berkata tentang aku: "Baginya tidak ada pertolongan dari
pada Allah."
3:4 Tetapi
Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan
yang mengangkat kepalaku.
3:5
Dengan
nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang
kudus.
3:6
Aku
membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!
3:7
Aku
tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.
3:8
Bangkitlah,
TUHAN, tolonglah aku, ya Allahku! Ya, Engkau telah memukul rahang semua
musuhku, dan mematahkan gigi orang-orang fasik.
3:9
Dari
TUHAN datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu!
Bagaimana
kita menghadapi musuh :
1.
Tetap
memiliki hubungan akrab dengan Tuhan;
Bukanlah Tuhan
yang memberi masalah tapi kita yang membuka jalan masalah itu datang pada kita.
Hal yang harus
dilakukan adalah berseru dan memohon kepada TUHAN (Mazmur 3:4-5), meminta pengampunan dari Tuhan adalah jalan terbaik sebab Tuhan yang murah hati pasti mendengarkan.
"Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yesaya 1:18)
"Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yesaya 1:18)
2.
Kita
jangan panik;
Ketika
menghadapi musuh, menghadapi masalah, problem hidup, janganlah panik
tetapi bersyukurlah kepada Tuhan.
Orang yang panik
bisa mengambil keputusan salah, orang yang panik cenderung mengambil tindakan
yang aneh-aneh, dan sering tidak sesuai dengan Firman Tuhan.
Contoh
dalam 1 Samuel 28: 1-25;
Saat itu Nabi
Samuel telah mati, ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia
dan hatinya sangat gemetar. Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tapi TUHAN tidak
memberikan jawaban apa-apa.
Karena panik
itulah, akhirnya Saul menyuruh orang untuk mencari pemanggil arwah untuk dapat
berbicara kepada Nabi Samuel yang telah mati.
Jelas
hal ini tidak sesuai dengan perintah Tuhan.
3.
Kita
jangan takut;
Jangan berpikir
tidak-tidak, jangan berpikir jalan pintas, jangan berpikir jalan yang tidak
berkenan kepada Tuhan.
Ketika menghadapi
musuh-Si Iblis hal yang harus kita lakukan adalah mengandalkan Tuhan Allah.
Kita tidak akan
sanggup menghadapinya sendiri, dengan kekuatan kita, yang ada malah kita akan
hancur lebur. Tapi dengan pertolongan Tuhan Allah, kemenangan besar telah ada
di depan kita.
4.
Berpegang
tetap pada janji-janji Tuhan;
Dunia ini sedang
lenyap dengan kesudahannya tapi janji-janji Tuhan tetap hidup dan menyertai
kita.
Kekerasan
hanya bisa ditundukkan dengan kelemahlembutan, “Berbahagialah orang yang lemah
lembut karena mereka akan memiliki bumi.” Matius 5:5
SYALOM,
TUHAN
YESUS MEMBERKATI
“didalam Mazmur kita belajar bagaimana kita
hidup berkenan kepada Allah”
0 comments:
Post a Comment