“Masuklah
melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang
menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena
sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit
orang yang mendapatinya." Matius
7:13-14
Pintu yang sesak itu, yang sulit
dilalui; situasinya seperti sebuah celah yang sempit di antara dua bukit batu.
Jalan itu sempit yaitu jalan yang
dipagari oleh hukum-hukum Tuhan;
yaitu kebenaran yang membuat kita harus
menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti jalannya Tuhan, sehingga dikatakan
jalan itu sempit.
Mengingat segitu sesaknya pintu itu dan begitu
sempitnya jalan itu, tidaklah mengherankan bila hanya sedikit orang yang memilih
untuk berjalan di jalan itu.
Namun orang-orang yang menuju sorga adalah sedikit,
jika dibandingkan dengan orang-orang yang sedang menuju neraka.
Oleh sebab itu kita tidak bisa main-main
dengan hidup kita, harus benar-benar dijalani sesuai dengan perintah Firman
Tuhan jika ingin sampai ke dalam Kerajaan Sorga.
Apa syarat supaya tetap bertahan dan
terus berjalan di jalan yang sempit itu;
1.
Teguh
memelihara Iman sampai garis akhir; apapun yang terjadi.
Dalam
perjalanan kehidupan orang percaya akan ada banyak tantangan dan gangguan,
hambatan dan tekanan, termasuk juga dalam pelayanan kita yang dapat meruntuhkan
dan menggugurkan iman dalam Kristus.
Seperti
Paulus yang mengalami deretan aniaya, kesengsaraan, kesulitan, kelaparan,
dicambuk, dipenjara bahkan ditipu oleh saudara seiman yang palsu, tetapi ia
tetap bertekad untuk terus memelihara imannya sampai garis akhir, 2 Korintus 11:23-27.
2.
Komitmen
Hidup untuk Kudus.
Harus memiliki komitmen untuk hidup
kudus dan tak bercacat-cela di hadapan Tuhan. Tuhan memerintahkan agar kita
terus menerus mengejar kekudusan di tengah-tengah dunia yang jahat, yang banyak
dosa serta banyaknya godaan yang membuat orang percaya terjerumus dan tenggelam
dalam kubangan dosa.
Ibrani
12:14,
“Berusahalah
hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan
tidak seorang pun akan melihat Tuhan.”
3.
Mengubah
karakter kita seperti Kristus.
“Hiduplah sama
seperti Kristus”
Yesus Kristus
adalah sebagai pokok anggur di mana orang percaya adalah ranting-rantingnya.
Jika kita
menjadi ranting yang gagal menghasilkan buah karakter kehidupan dari pokok
anggurnya maka akan ditebang dan dicampakkan ke dalam api yang menyala, jadi terus
menerus berbuahlah dalam kehidupan ini.
Yohanes
15:2,
“Setiap
ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah,
dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.”
4.
Hidup
rela berkorban.
Allah
sangat senang memberkati anak-anak-Nya dengan kelimpahan, baik secara rohani
maupun materi, tetapi kecenderungan manusia ketidakmauan untuk memiliki sikap
hati yang mau berkorban atau berbagi berkat.
5.
Hidup
akrab dengan Tuhan.
Dibutuhkan
kekuatan yang senantiasa baru untuk terus berjalan sampai garis akhir.
Memang tidak mudah untuk terus
menjalani kehidupan yang penuh tantangan, pergumulan, tekanan dan masalah yang
semakin berat, tetapi kekuatan itu akan didapatkan oleh orang-orang yang memiliki
hati yang haus, lapar, juga kerinduan dan terus mengejar hadirat Allah.
“Keintiman dengan Tuhan Yesus harus
terjaga sehingga kita mendapatkan kekuatan baru, untuk terus melangkah di jalan
yang sempit dan berdesak-desakan untuk sampai ke garis akhir hidup kita, yaitu
Kerajaan Sorga.”
Tuhan Yesus Memberkati.