“…memang
kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan
kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan
layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Galatia 5:13
Bulan
ini kita akan memperingati kemerdekaan negara kita yang ke-71 tahun, suatu usia
kemerdekaan yang tidak lagi muda. Kita patut berterima kasih dan bersyukur
kepada para pejuang bangsa, bahkan sebagai warga negara pun kita harus pandai
bersyukur atas segala anugrah dan nikmat yang telah kita peroleh selama ini
terlepas dari kurang atau lebih yang sifatnya relatif.
Pada
masa penjajahan dulu pahlawan-pahlawan kita selalu berteriak “Merdeka atau Mati.” Dalam kehidupan
kekristenan kata-kata “Merdeka atau Mati”
mempunyai makna yang sangat penting.
”…semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Roma 3:23
“…dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku
dikandung ibuku.”
Mazmur 51:7
Artinya
hidup kita ini telah dijajah, terikat dan terbelenggu oleh dosa, sehingga hidup
kita tidak mengalami suatu kemerdekaan, kita kehilangan makna kemerdekaan itu
dan tidak bisa menikmati kemerdekaan yang Tuhan Yesus berikan kepada kita.
Menurut
Alkitab kemerdekaan adalah kesempatan dan kemampuan yang diberikan Tuhan untuk
hidup Kudus (tidak hidup dalam dosa) dan saling melayani. Kemerdekaan harus
diisi dengan tanggung jawab hidup dalam kekudusan karena kemerdekaan merupakan pintu gerbang
perjalanan rohani yang akan membawa kita pada kesucian, kemurnian dan
kesempurnaan seperti Kristus. Kemerdekaan itu juga mengandung sebuah tanggung
jawab pelayanan terhadap saudara-saudara kita yang lain.
BAGAIMANA
UNTUK MENGALAMI KEMERDEKAAN?
#
Menjauhi Dosa
Kemerdekaan
kekristenan ketika orang Kristen tersebut hidup dalam kekudusan dan tidak
mencemari dirinya dengan dosa.
“…siapa
yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya
yang baru sudah datang.” 2
Korintus 5:17
Jangan
diam dalam dosa tapi berlarilah menjauh. Tinggalkan dosa dan mendekatlah kepada
Allah.
#Menghasilkan
Buah Roh
“…buah
Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang
hal-hal itu.” Galatia 5:22-23
Hidup
dalam Roh, hidup yang dipimpin oleh Allah. Roh Allah yang memberi hidup telah
memerdekakan kita dalam Kristus Yesus dari hukum dosa dan hukum maut, karena
keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai
sejahtera. Tetapi jika kita tidak memilih Roh Kristus, kita bukan milik
Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kita, maka tubuh memang mati karena
dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena Kebenaran dan Kebenaran itu yang
memerdekakan kita. Kemerdekaan kekristenan adalah ketika orang Kristen tersebut
manunggal dengan Tuhan Yesus.
#
Bersukacita Dalam Segala Keadaan
Realita
hidup ini adalah sulit, Tuhan tidak pernah menjanjikan kepada kita bahwa kita
bebas dari masalah, walaupun kita orang percaya tapi tidaklah otomatis kita
bebas dari masalah. Hidup ini adalah pertandingan dan dalam pertandingan selalu
ada kalah dan menang. Hidup ini adalah sebuah pergumulan. Tetapi dalam
pergumulan ini kita harus tampil sebagai Pemenang dan lebih dari pemenang.
Tuhan mengajarkan kepada kita agar kita tetap bersukacita di tengah badai
hidup.
“Sekalipun
pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun
mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing
domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku
akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan
aku.” Habakuk 3:17-18
Di
tengah badai pergumulannya dia tetap bersukacita dan bersorak-sorak.
Bersukacitalah dalam segala hal. Ketika kita bersukacita, yang terjadi adalah:
Allah bergirang, Allah bersorak-sorak, sukacita yang dari Allah turun dan
membaharui hati kita.
“TUHAN
Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang
karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia
bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai.” Zefanya 3:17.
Tuhan
Memberkati.
Source: Warta GBI Rayon4