Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Markus 12:30-31

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Monday, August 15, 2016

…memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Galatia 5:13

Bulan ini kita akan memperingati kemerdekaan negara kita yang ke-71 tahun, suatu usia kemerdekaan yang tidak lagi muda. Kita patut berterima kasih dan bersyukur kepada para pejuang bangsa, bahkan sebagai warga negara pun kita harus pandai bersyukur atas segala anugrah dan nikmat yang telah kita peroleh selama ini terlepas dari kurang atau lebih yang sifatnya relatif.

Pada masa penjajahan dulu pahlawan-pahlawan kita selalu berteriak “Merdeka atau Mati.” Dalam kehidupan kekristenan kata-kata “Merdeka atau Mati” mempunyai makna yang sangat penting.

”…semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Roma 3:23
“…dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” Mazmur 51:7
Artinya hidup kita ini telah dijajah, terikat dan terbelenggu oleh dosa, sehingga hidup kita tidak mengalami suatu kemerdekaan, kita kehilangan makna kemerdekaan itu dan tidak bisa menikmati kemerdekaan yang Tuhan Yesus berikan kepada kita.

Menurut Alkitab kemerdekaan adalah kesempatan dan kemampuan yang diberikan Tuhan untuk hidup Kudus (tidak hidup dalam dosa) dan saling melayani. Kemerdekaan harus diisi dengan tanggung jawab hidup dalam kekudusan karena  kemerdekaan merupakan pintu gerbang perjalanan rohani yang akan membawa kita pada kesucian, kemurnian dan kesempurnaan seperti Kristus. Kemerdekaan itu juga mengandung sebuah tanggung jawab pelayanan terhadap saudara-saudara kita yang lain.

BAGAIMANA UNTUK MENGALAMI KEMERDEKAAN?

# Menjauhi Dosa
Kemerdekaan kekristenan ketika orang Kristen tersebut hidup dalam kekudusan dan tidak mencemari dirinya dengan dosa.
…siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” 2 Korintus 5:17
Jangan diam dalam dosa tapi berlarilah menjauh. Tinggalkan dosa dan mendekatlah kepada Allah.

#Menghasilkan Buah Roh
…buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” Galatia 5:22-23
Hidup dalam Roh, hidup yang dipimpin oleh Allah. Roh Allah yang memberi hidup telah memerdekakan kita dalam Kristus Yesus dari hukum dosa dan hukum maut, karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Tetapi jika kita tidak memilih Roh Kristus, kita bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kita, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena Kebenaran dan Kebenaran itu yang memerdekakan kita. Kemerdekaan kekristenan adalah ketika orang Kristen tersebut manunggal dengan Tuhan Yesus.

# Bersukacita Dalam Segala Keadaan
Realita hidup ini adalah sulit, Tuhan tidak pernah menjanjikan kepada kita bahwa kita bebas dari masalah, walaupun kita orang percaya tapi tidaklah otomatis kita bebas dari masalah. Hidup ini adalah pertandingan dan dalam pertandingan selalu ada kalah dan menang. Hidup ini adalah sebuah pergumulan. Tetapi dalam pergumulan ini kita harus tampil sebagai Pemenang dan lebih dari pemenang. Tuhan mengajarkan kepada kita agar kita tetap bersukacita di tengah badai hidup.

Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” Habakuk 3:17-18
Di tengah badai pergumulannya dia tetap bersukacita dan bersorak-sorak. Bersukacitalah dalam segala hal. Ketika kita bersukacita, yang terjadi adalah: Allah bergirang, Allah bersorak-sorak, sukacita yang dari Allah turun dan membaharui hati kita.
TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai.” Zefanya 3:17.


Tuhan Memberkati.

Source: Warta GBI Rayon4
Share:

Saturday, July 2, 2016

Ingat perumpamaan seorang penabur yang menaburkan benih?
Lukas 8:4-8, 11-15

#Yang pertama adalah benih jatuh di tepi jalan, apa yang terjadi? Burung-burung datang dan memakan benih itu hingga habis. 
Benih berbicara tentang Firman Allah atau “firman tentang Kerajaan Allah.” Artinya, ada orang yang mendengarkan Firman Allah tetapi tidak mengerti, lalu datanglah Iblis mengambil itu sehingga tidak terjadi apa-apa dalam hidupnya. Orang itu mungkin tadinya datang ke gereja, sekali tidak mengerti, kedua kali tidak mengerti akhirnya dia menjadi bosan lalu tidak datang ke gereja lagi.

#Yang kedua adalah benih jatuh di tanah yang berbatu-batu. Benih itu sempat tumbuh tetapi sayang tidak tumbuh dengan sempurna. Akarnya pendek karena tanahnya berbatu-batu. 
Ini adalah tentang orang yang mendengarkan Firman Allah, dan mereka menerima dengan sukacita. Tetapi begitu mengalami tantangan imannya, dia langsung murtad, bahkan dengan segera. Tadinya mungkin yang paling keras berkata, “Haleluya!”, paling tinggi angkat tangannya, tetapi begitu ada aniaya, dia langsung murtad dan sudah tidak ke gereja lagi!
Kejatuhan mereka bukan disebabkan oleh karena penindasan itu terlampau berat untuk mereka tanggung, sebaliknya, mereka jatuh karena tidak mau melakukan bahkan perlawanan terkecil pun terhadap si Iblis sehingga menjadi makanan empuk baginya.

Yakobus 4:7-8a, berkata “…tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.”

#Yang ketiga adalah benih jatuh di tanah yang banyak semak-durinya. Benih itu tumbuh dan akarnya pun cukup dalam, tetapi sayang tumbuhnya tidak sempurna, karena dihimpat oleh semak-duri tersebut. 
Ini adalah tentang orang Kristen yang mendengar Firman Allah, menyimpannya di dalam hati mereka namun bersama-sama dengan hal-hal lain, seperti “kekuatiran dunia ini, tipu-daya kekayaan, daya tarik dunia, kenikmatan hidup dan keinginan akan hal-hal lain”. Sehingga akhirnya menjadi duri bagi pertumbuhan Firman, menghimpitnya dan membuatnya tidak berbuah. Apa kata Tuhan Yesus kalau kita tidak berbuah? Akan DIPOTONG!

Tuhan Yesus berkata, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.” Betapa ngerinya hal ini! Orang yang seperti itu ada di gereja, dia berdoa, dia memberikan perpuluhan, persembahan, dan sebagainya tetapi hidup kerohaniannya terhimpit oleh tipu daya kekayaan, daya tarik dunia, dan kenikmatan hidup. Akibatnya tidak berbuah. Jadi dari perumpamaan benih yang pertama dan kedua, orangnya memang sudah tidak ada di gereja, tetapi yang ketiga ini orangnya ada di gereja!

Menjadi seorang kristiani yang tidak berbuah lebih merupakan sebuah ironi, sesuatu yang seharusnya tidak ada. Yesus sendiri berkata bahwa berbuah adalah bukti seseorang itu adalah murid Kristus. Mereka yang tidak berbuah, mereka yang mengejar keinginan duniawi sehingga tidak berbuah bukanlah murid Kristus. Jadi, apa yang harus kita lakukan? Bertobat dan kembalilah kepada pokok anggur! Kita harus menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada Tuhan, mengabaikan keinginan kita akan kekayaan dan kesenangan duniawi, memikul salib, dan mengikuti Tuan kita.

#Yang keempat, pada waktu ditabur benih jatuh di tanah yang subur sehingga berbuah 30, 60 dan 100x lipat. Orang seperti ini pasti ada di gereja. Jadi di gereja itu hanya tinggal 2 kategori orang, yaitu yang berbuah dan yang tidak berbuah.
yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.” Lukas 8:15
Kunci untuk Dapat Berbuah - Ketahanan Menghadapi Penderitaan.
Di sini Tuhan Yesus mengatakan hal yang persis sama. Ia berkata bahwa ketika benih mulai tumbuh, maka akan terjadi tiga hal. Yang pertama tercatat dalam Matius 13:21, yaitu 'penindasan'. Yang kedua adalah 'penganiayaan'. Dan yang ketiga terlihat di dalam Lukas 8:13, yaitu 'pencobaan'.

"Ketekunan", kata ini mengandung makna 'ketahanan atau daya tahan'. Kata ini menunjukkan bahwa kita tidak duduk diam sambil menunggu sesuatu terjadi. Kata ini menunjukkan suatu daya tahan di dalam menjalani penderitaan. Penderitaan bagi orang Kristen tidak mungkin dapat dihindari. Sama seperti sinar matahari; matahari bersinar tidak hanya kepada orang non-Kristen akan tetapi juga bersinar atas orang Kristen. Ia bersinar atas semua orang. Ia akan membinasakan yang satu, tetapi juga membantu pertumbuhan yang lain. Alasan mengapa satu tanaman layu terkena sinar matahari bukan semata-mata karena terik matahari itu saja. Matahari tidak memusatkan sinarnya kepada satu titik saja; ia bersinar ke segala arah. Jika ia bersinar atas tanaman yang kemudian layu, ia juga bersinar atas tanaman yang semakin subur. Jadi sia-sia jika seseorang yang gagal lalu mengeluh, "Saya menderita lebih dari yang lain." Anda tidak menderita lebih dari yang lain. Saya jamin bahwa penderitaan anda tidak ada sepersepuluh dari penderitaan Paulus bagi Kristus. 

Perhatikanlah orang Kristen yang lemah. Ia menggerutu setiap kali ada masalah. Selalu bertanya, "Mengapa Allah berbuat ini kepada saya?" Ia melakukan hal itu kepada anda karena anda memang membutuhkan sinar matahari. Tidak ada tanaman yang bertumbuh tanpa sinar matahari. Anda harus dapat bertahan. Benih yang jatuh ke tanah keras juga mendapat sinar matahari. Tentu saja ia tidak perlu kuatir karena ia tidak akan berlama-lama di sana. Matahari bersinar ke segala arah. Jadi dengan cara yang sama, di dalam hidup ini, tidak ada jalan untuk menghindari penderitaan dan aniaya. Anda dapat melarikan diri dengan mengandalkan dunia ini, namun itu hanya membuat anda masuk ke dalam masalah yang lain, sebagaimana yang sudah kita ketahui.
Ini bukan berarti kita tidak boleh mengurusi soal-soal penghidupan, tetapi jangan sampai terhimpit oleh tipu-daya kekayaan, daya tarik dunia dan kenikmatan hidup.

Yesus berkata “perhatikanlah cara kamu mendengar” (Lukas 8:18).


Tuhan Yesus Memberkati.
Share:

Sunday, January 24, 2016

I M A N

MARKUS 5:25-34;
25Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
26Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
27Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
28Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
29Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.
30Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?"
31Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"
32Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.
33Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.
34Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!

Membaca Markus 5:25-34, kita langsung menemukan; betapa pentingnya iman. Iman menjadi bagian penting dalam perjalanan rohani seseorang. Seseorang tidak akan disembuhkan dari penyakitnya atau dipulihkan hidupnya tanpa percaya kepada Allah. Sebab bagaimana mungkin seseorang mengharapkan sesuatu dari Allah tanpa beriman kepada Allah? Iman menjadi dasar untuk melihat segala kekayaan kasih karunia Allah, termasuk kesembuhan seperti dalam Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat!”.

Tanpa iman, kita tidak akan tahu bahwa Allah itu baik; tanpa iman bahwa kita tidak akan diselamatkan; tanpa iman kita bahkan tidak berkenan kepada Allah. Dalam Markus 5:34 dikatakan bahwa iman perempuan itu, telah membawanya keluar dari sakit pendarahannya selama dua belas tahun. Kesembuhan yang diberikan Yesus tidak hanya menyangkut tubuh melainkan juga jiwa dan roh.
Iman yang bagaimanakah yang dapat memberi kesembuhan dan pemulihan?

#. Iman Harus Dikandung dalam Firman Tuhan.

         Iman itu timbul dari pendengaran dan pendengaran akan Firman Tuhan. Jadi iman harus dikandung dalam Firman. Perempuan yang mengalami pendarahan selama 12 tahun, dipulihkan dari sakitnya ketika ia berkata: “Asal kujamah saja jubah-Nya aku akan sembuh.” Perempuan ini meyakini Yesus sebagai Firman yang hidup (Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita – Yohanes 1:14a). Sebab bila tidak ada iman di hatinya, tidak mungkin ia membuat pernyataan iman yang radikal.
Apakah Firman Tuhan telah tertanam dengan baik di hati kita?

#. Iman Harus Didemonstrasikan

     Perempuan dalam Markus 5 tersebut, menyatakan imannya dalam tindakan; ia tidak memendam imannya, melainkan menunjukkan imannya dalam satu tindakan (show your faith). Dengan satu tindakan, ia memperoleh kesembuhan. Bagaimana dengan kita? Apapun keadaan kita saat ini, itu tidak menjadi persoalan; yang menjadi persoalan adalah apakah kita sudah bertindak dan akan bertindak ketika mengalami sakit penyakit atau masalah. Bertindaklah dalam iman.

#. Iman Harus Diperkatakan

Perempuan dalam Markus 5 tersebut berkata “…aku akan sembuh.” Itu pernyataan imannya. Ia adalah perempuan yang malang sebab sudah dua belas tahun sakit pendarahan dan selama itu juga ia telah menghabiskan segala kepunyaannya untuk mencari kesembuhan dari berbagai tabib, tetapi TANPA HASIL.
            Namun ia percaya Yesus dapat menyembuhkannya dari penyakit yang mempermalukannya, sebab menurut hukum Taurat apabila ia menjamah orang lain orang itu akan menjadi najis juga, sampai matahari terbenam (Imamat 15:19,20,25).
19Apabila seorang perempuan mengeluarkan lelehan, dan lelehannya itu adalah darah dari auratnya, ia harus tujuh hari lamanya dalam cemar kainnya, dan setiap orang yang kena kepadanya, menjadi najis sampai matahari terbenam.
20Segala sesuatu yang ditidurinya selama ia cemar kain menjadi najis. Dan segala sesuatu yang didudukinya menjadi najis juga.
25Apabila seorang perempuan berhari-hari lamanya mengeluarkan lelehan, yakni lelehan darah yang bukan pada waktu cemar kainnya, atau apabila ia mengeluarkan lelehan lebih lama dari waktu cemar kainnya, maka selama lelehannya yang najis itu perempuan itu adalah seperti pada hari-hari cemar kainnya, yakni ia najis.
Singkatnya, penyakit itu mengasingkan dia dari masyarakat.

Perempuan ini memperkatakan apa yang ia yakini. Apapun yang kita alami hari-hari ini? Penyakit, masalah atau apa saja; mari, bertindak dan perkatakan dengan iman” “Aku sembuh, masalahku sudah selesai, rumah tanggaku dipulihkan Tuhan Yesus.”

# Iman Tanpa Kebimbangan

      Kalau kita mengatakan aku percaya tetapi masih ada kebimbangan maka tidak akan menghasilkan apa-apa. Masalah yang terbesar yang ada di dunia ini bukanlah masalah itu sendiri tetapi adalah KETIDAKPERCAYAAN SESEORANG. Ketidakpercayaan bagaikan penyakit kanker yang membunuh secara perlahan namun pasti dan itu membutuhkan penyembuhan. Sebelum kita sembuh dari penyakit atau masalah yang kita alami, kita harus terlebih dahulu sembuh dari penyakit KETIDAKPERCAYAAN.
        Penyakit KETIDAKPERCAYAAN sering muncul dalam ungkapan: “Ah, tidak itu tidak mungkin atau mana mungkin; tidak masuk akal; mana mungkin bisa.”

       Iman kekristenan adalah iman yang menantang ketidakmungkinan dengan didasarkan perkataan firman Tuhan. Seseorang dapat dikatakan beriman jika dia dapat menaklukkan kebimbangan atau ketidakpercayaannya. Orang benar akan hidup oleh iman. Perempuan itu telah disembuhkan dan dipulihkan dari sakit penyakitnya dengan percaya kepada Yesus.
1 Yohanes 5:4 berkata: “sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.

Tuhan Yesus Memberkati.
(Warta Sepekan GBI Rayon4 Medan)
Share:

Definition List

Unordered List

Support