Hidup dalam kehendak Allah adalah
menerima firman Tuhan dengan segenap hati dan kita memberi hati untuk menuruti
firman-Nya. Firman Tuhan yang memenuhi hati menjadikan kita mengenal kehendak Allah Bapa,
dan mendorong kita untuk melakukannya. Apa yang memenuhi hati kita, menentukan
apa yang ingin kita lakukan. Hati yang terbuka menyambut firman-Nya akan diliputi oleh kehendak Allah. Kehendak Allah bagi kita ada di dalam firman-Nya.
Hati yang dipersembahkan seutuhnya kepada
Tuhan Yesus membuat kita dapat menyambut firman Tuhan dengan tulus. Membuat
kita bersungguh-sungguh hidup dalam firman-Nya. Kesungguhan hati hidup dalam
kehendak Allah berjalan sejajar dengan kerelaan mempersembahkan hidup kita seluruhnya
bagi Tuhan. Selayaknyalah kita meresponi pengorbanan Tuhan Yesus bagi kita
dengan mempersembahkan hidup kita bagi-Nya. Karena Dia telah terlebih dahulu
menyerahkan nyawanya bagi kita.
Tuhan telah mengaruniakan kepada kita
hati yang baru sejak kita menjadi ciptaan baru didalam Kristus. Tetapi kitalah
yang bertanggung jawab untuk menjaga hati kita bersih. Hati yang bersih
sesungguhnya adalah “tanah yang subur” bagi benih firman Tuhan yang ditabur. Tuhan
mencari hati yang bersih. Dia Allah yang kudus. Hati yang tulus, murni dan
lembut adalah berharga di mata Tuhan. Jangan biarkan ada lalang yang ditaburkan
musuh mengotori hati dan pikiran. Batu dan kerikil yang pernah terselip haruslah dibongkar dan dibuang dari hati. Maka firman Tuhan akan mudah untuk menembus
hati. Ketika hati kita bersih dan terbuka menerima firman-Nya, maka firman itu bisa
mengakar kuat di hati kita.
MERENUNGKAN FIRMAN
TUHAN
Kita harus merenungkan dan
memperkatakan firman Tuhan, supaya bisa mengakar dalam di hati. Kita harus
berlatih untuk konsisten merenungkan firman Tuhan. Mengapa harus berlatih dan konsisten?
1. Karena
firman Tuhan yang kita renungkan itu akan menghadirkan hikmat, akal budi dan
kebijaksanaan yang berasal dari Tuhan. Pengertian yang kita dapat dari
merenungkan, akan menjadi makna yang khusus dan mendalam, inilah yang membuat
firman itu mengakar di hati.
2. Karena
ketekunan dalam merenungkan firman Tuhan akan membuat kita terarah untuk fokus kepada
Tuhan. Tuhan menghendaki agar hidup kita selalu sesuai dengan apa yang tertulis
dalam firman-Nya. Firman yang kita perkatakan dan renungkan menjadikan kita
dapat bertindak tepat sesuai dengan isi firman.
3. Karena
firman yang kita renungkan membangkitkan iman dan mengokohkan pengharapan.
Tekanan dan goncangan kehidupan yang terjadi menjadi lebih mudah kita
tanggulangi.
4. Karena
firman yang kita renungkan dan perkatakan akan menjadikan roh kita responsif kepada
Roh Kudus. Pewahyuan yang segar dari Roh Kudus mengalir ke dalam hati yang suka
untuk merenungkan firman.
Buahnya adalah kita hidup dalam kehendak
Allah Bapa. Mencintai firman adalah ekspresi dari mencintai Tuhan Yesus
sendiri. Dia adalah Firman Yang Hidup.
PERTOLONGAN DARI
ROH KUDUS
Roh Kuduslah yang mengaruniakan
hikmat dan pengertian untuk mengenal kehendak Allah dengan benar. Seberapa kita
bergaul dan mengandalkan Roh Kudus dengan dalam, maka pengenalan akan Allah dan
kehendak-Nya pun akan bertambah semakin mendalam. Penyembahan dalam roh dan
kebenaran yang setia kita lakukan adalah bagian penting untuk bergaul dengan Roh
Kudus. Dan waktu yang kita persembahkan untuk mencari hadirat Tuhan dan juga sikap
yang mau dengar-dengaran akan suara-Nya adalah unsur penting yang akan
menjadikan roh kita semakin lentur terhadap Roh Kudus.
Firman di hati, dan mengerti
kehendak Allah akan menjadikan kita dapat membangun hidup yang berkenan kepada
Allah. Apa yang kita lakukan menghasilkan buah yang baik bagi-Nya. Kita akan
merasa layak dihadapan-Nya. Kita memiliki pengharapan pasti dan keyakinan untuk
menerima apa yang telah Dia sediakan bagi orang-orang pilihan-Nya.
BERKOMITMEN ATAS
TUJUAN ALLAH
Setelah di dalam Kristus, kita
adalah orang yang telah diperdamaikan dengan Allah. Kita ditetapkan Tuhan untuk
tujuan dan target Ilahi. Kita dipanggil untuk menjadi kudus, tak bercela, tak
bercacat sebagai milik Kristus. Kita dipanggil untuk berkomitmen terhadap
tujuan Tuhan. Untuk itu kita harus hidup dalam kehendak Allah setiap hari. Maka
apa yang Dia rancangkan, dan yang disediakan bagi kita itulah yang terwujud
dalam hidup kita.
Paulus adalah contoh orang yang berkomitmen
hidup dalam kehendak Allah. Sejak berjumpa dengan Tuhan Yesus, dia
mempersembahkan sepenuh hidupnya menjadi milik Tuhan Yesus. Tidak lagi hidup
bagi dirinya sendiri. Hidupnya adalah Kristus. Hidupnya adalah untuk
mengembangkan orang yang dilayaninya agar meningkat kepada kehidupan yang
berkembang dan maksimal bagi Tuhan.
“Aku telah mati tersalib bersama Kristus,
hidupku bukan aku lagi, melainkan Kristus. Mati itu keuntungan, hidup itu
adalah mengerjakan kehendak Bapa. Hidupku adalah untuk menghasilkan buah bagi
Tuhan.” (Galatia 2:20, Filipi 1:21-22).
Tuhan
Yesus Memberkati.
Sorce:Warta GBI MP