“Hendaklah
masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati
atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan
Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu
senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam
pelbagai kebajikan.” 2 Korintus
9:7-8
Dalam
Perjanjian Lama, menabur memberi
disertai dengan cucuran air mata akan menuai berkat dengan sorak-sorai. “Orang-orang
yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang
dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” Mazmur 126:5-6. Sebaliknya, dalam Perjanjian Baru, kita diajar untuk
menabur memberi bukan dengan sedih hati atau karena paksaan, melainkan dengan
sukacita karena Allah senang dan mengasihi orang menabur memberi dengan rela
dan sukacita. Menabur memberi dalam Perjanjian
Baru adalah kasih karunia. Oleh karena kita menabur memberi kasih karunia,
maka Allah juga akan melimpahkan segala kasih karunia kepada kita, supaya kita
selalu merasa cukup dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan dalam segala
perbuatan baik.
“Demikianlah kita mempunyai karunia yang
berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika
karunia itu adalah untuk bernubuat
baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika
karunia untuk mengajar, baiklah kita
mengajar; jika karunia untuk menasihati,
baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan
sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang
memberi pimpinan, hendaklah ia
melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita” Roma 12:6-8 mencatat bahwa ada 7
karunia pelayanan. Saat kita menjalankan karunia pelayanan kita, hendaklah kita
melakukannya dengan hati ikhlas dan sukacita. Semua ini adalah kasih karunia.
Ada
kasih karunia berlimpah yang Tuhan berikan bagi gereja ini sehingga kita dapat
memberi makan sarapan pagi kepada anak-anak sekolah, supir angkot, tukang becak
dan orang-orang yang lewat setiap pagi di depan Sumatera Resort (GBI Rumah
Persembahan). Juga secara rutin memberi bantuan kepada para janda dan lansia;
merawat dan memberi perhatian kepada anak-anak yang membutuhkan dalam pelayanan
Rumah Singgah; dan secara periodik melakukan pelayanan bakti sosial kepada
masyarakat dalam hal pengobatan gratis, pemberian makan siang, pemberian kaca mata
baca untuk lansia, pemberian dan pemasangan kaki dan tangan buatan, dan
lain-lain. Enam klinik kita yang tersebar di beberapa tempat melayani masyarakat
dalam pelayanan medis dan pemberian obat-obat. Tuhan melimpahkan kasih karunia-Nya
sehingga kita berkelebihan dalam segala sesuatu yang diperlukan dalam
pelayanan. Tuhan membuka pintu dan jalan sehingga kita dapat bekerjasama dengan
rumah sakit-rumah sakit, instansi-instansi pemerintah dan swasta serta
gereja-gereja lainnya. Ada banyak tenaga sukarelawan, baik yang medis maupun
yang non-medis yang ikut bergabung bersama-sama dalam pelayanan kemasyarakatan
ini. Pelayanan yang kita berikan memberi contoh teladan bagi gereja-gereja
lain, organisasi atau yayasan serta instansi-instansi lain sehingga lebih
banyak perbuatan baik dapat diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Sungguh Allah melimpahkan kasih karunia-Nya dalam pelbagai kebajikan.
Saat
kita menabur memberi, janganlah kita menabur memberi yang tidak baik. Tetapi,
hendaklah kita menabur memberi apa yang kita inginkan dan memuaskan hati orang
yang tertindas; maka terang dan kemuliaan Tuhan akan terbit atas kita. Tuhan
memberi janji bahwa, “supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi
orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan
apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan
tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah
terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera;
kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. Pada
waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan
berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi
mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari
dan memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang
kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan
terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. TUHAN akan
menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan
akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik
dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun
reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan
oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok
yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni”
Yesaya 58:7-12.
Tuhan
yang menyediakan benih bagi kita untuk ditabur dan roti untuk dimakan, juga
benih untuk dilipatgandakan serta menumbuhkan buah-buah kebenaran. “Ia
yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan
menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah
kebenaranmu” 2 Korintus 9:10.
Saat disertai dengan kasih karunia, kita tidak akan menabur memberi dengan
bercucuran air mata. Dalam Perjanjia Lama,
Allah memperkenalkan diri sebagai Bapa dan umat Tuhan atau Gereja dipanggil
anak. Dalam Perjanjian Baru, Tuhan
memperkenalkan diri sebagai kekasih dan Gereja adalah mempelai Kristus.
Anak-anak tidak banyak yang rela untuk menabur memberi dan anak-anak tidak
punya banyak kemampuan untuk melipatgandakan.
Ketika
kelaparan dan kekeringan melanda Mesir, ditemukan dua kelompok orang, yaitu
orang-orang yang menjual habis dan yang kedua adalah kelompok orang-orang yang
mau menabur. Yusuf dipakai untuk mengajar rakyat untuk menabur. Kejadian 47:23, “Berkatalah Yusuf kepada rakyat
itu: "Pada hari ini aku telah membeli kamu dan tanahmu untuk Firaun;
inilah benih bagimu, supaya kamu dapat menabur di tanah itu.” Ketika
menabur memberi, ada tuaian. Di dunia ini sedang ada goncangan dan gelombang
pasang surut. Janganlah berhenti menabur memberi di tengah goncangan dan
gelombang. Saat kita berani menabur memberi, maka akan ada berkat dan hasil.
Firman
Tuhan menjelaskan bahwa benih berbicara tentang beberapa hal:
1.
Benih
ialah Firman Allah
Lukas 8:11, “Inilah
arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.” Hendaklah kita
jangan berhenti menabur Firman Allah. Apa yang kita tabur; pasti akan kita
tuai. Benih yang ditabur di tanah yang subur akan menghasilkan buah, 100 kali,
60 kali dan 30 kali lipat.
2.
Benih
ialah generasi muda – anak-anak
Yang perlu kita perhatikan bukan hanya kesuksesan,
tapi keluarga juga harus baik. Benih berbicara tentang generasi muda, anak-anak
yang kita persiapkan untuk membawa api kemuliaan bagi bangsa ini. Benih yang
kita tabur bisa kita tuai dalam waktu 5 atau 10 tahun, bahkan 20 tahun.
3.
Benih
ialah sesuatu yang Tuhan percayakan kepada kita.
Hidup kita juga berbicara tentang hidup
di masa depan, apakah kita ada mengelola benih yang Tuhan percayakan untuk
menjadi berkat bagi orang banyak.
Perjanjian Baru dimulai dengan
anugrah. Pada waktu kita berhubungan dengan Tuhan, kita disebut dengan sahabat-sahabat-Nya
dan bukan anak-anak. Kemudian, setelah kita mengenal Tuhan dengan dekat dan
intim, kita akan disebut kekasih. Biarlah kita menabur memberi bukan dengan
menangis tetapi dengan sukarela dan sukacita karena kita menabur memberi kepada
Tuhan yang kita kasihi. Firman Tuhan berjanji bahwa orang yang menabur banyak
akan menuai banyak juga. Pada waktu kita menabur memberi dengan sukacita, kita
akan melihat kasih karunia semakin bertambah. “Berbahagialah orang yang murah
hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan” (Matius 5:7).
Tuhan
Memberkati.
Source: Warta GBI
Rayon4 Medan.
0 comments:
Post a Comment