Dalam Mazmur 7:1-10, kita bisa melihat nyanyian ratapan Daud kepada
Allah. Daud yang meratap meminta kepada Allah untuk bertindak sebagai hakim
yang adil, mengadili semua orang sesuai perbuatannya. Daud memohon penghakiman
Allah. Ratapan pemazmur dinyatakan dengan doa kepada Tuhan karena saat itu ia
berada dalam keadaan susah, terancam, dan menjadi korban.
Namun begitu, pemazmur tidak mencari musuh untuk membalasnya, tetapi
dia mencari Allah. Melalui doa, ia mengadukan semua persoalannya kepada Tuhan.
Ia meminta Tuhan bertindak menolong dan menghakimi musuhnya. Pengaduan ini
memperlihatkan pengakuan imannya bahwa Tuhanlah yang berkuasa. Ia yakin Tuhan
akan bertindak adil dan membuatnya mampu bersyukur.
Pemazmur sangat mengerti bahwa Tuhan selalu membela orang-orang yang
percaya kepada-Nya. Tuhan memiliki berbagai cara untuk menyelamatkan anak-Nya.
Sekalipun orang jahat membuat lubang sebagai jerat, tetapi Tuhan mampu mengubah
jerat itu menjadi penjerat bagi yang menjerat. Semuanya itu memperlihatkan
keadilan Allah semata. Karena itulah, pemazmur bermazmur bagi Tuhan karena
keadilan-Nya.
“1Nyanyian ratapan Daud, yang dinyanyikan untuk TUHAN karena
Kush, orang Benyamin itu. 2Ya TUHAN, Allahku, pada-Mu aku
berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan
lepaskanlah aku, 3supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku
dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan. 4Ya TUHAN,
Allahku, jika aku berbuat ini: jika ada kecurangan di tanganku, 5jika
aku melakukan yang jahat terhadap orang yang hidup damai dengan aku, atau
merugikan orang yang melawan aku dengan tidak ada alasannya, 6maka
musuh kiranya mengejar aku sampai menangkap aku, dan menginjak-injak hidupku ke
tanah, dan menaruh kemuliaanku ke dalam debu. 7Bangkitlah, TUHAN,
dalam murka-Mu, berdirilah menghadapi geram orang-orang yang melawan aku,
bangunlah untukku, ya Engkau yang telah memerintahkan penghakiman! 8Biarlah
bangsa-bangsa berkumpul mengelilingi Engkau, dan bertakhtalah di atas mereka di
tempat yang tinggi. 9TUHAN mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku,
TUHAN, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas. 10Biarlah
berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau,
yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.” (MAZMUR 7:1-10).
- Penghakiman Allah itu pasti; pembalasan adalah hak Allah, kita serahkanlah hal itu kepada Tuhan.
- Penghakiman Allah itu benar dan adil; pada saat akhir jaman, Allah juga akan bertindak sebagai hakim dan semua perbuatan manusia akan diadili lalu dihakimi. Bagi orang benar maka upahnya hidup. Untuk orang berdosa upahnya maut atau mati. Nah, tapi kalau begitu sudah seharusnyalah semua manusia itu mati dalam keberdosaannya.
- Penghakiman Allah itu tepat pada waktunya; Allah akan memberi pertolongan tapi bila kita tidak bertobat Dia melakukan penghakiman. Allah selalu memberi kesempatan manusia untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Bertobat mengakui semua kesalahan dan berjanji untuk tidak melakukannya kembali.
- Penghakiman Allah itu mengubahkan hidup; Allah melalui kematian Yesus Kristus sesungguhnya telah menanggung upah dari dosa yaitu kematian. Karena Yesus telah mati, kita bisa hidup sekarang, mengusahakan hidup benar dan kudus untuk Tuhan. Tinggal sekarang, semuanya tergantung pada kita. Maukah kita percaya kepada Yesus yang telah menyelamatkan dari dosa? Atau tetap menyangkalnya?
0 comments:
Post a Comment